Friday, June 23, 2006

World AIDS Day


Stigma pemicu paranoid?

Gak terasa dua hari lagi kita masuk dibulan terakhir tahun 2006 ini.

Seperti biasa setiap tanggal satu dibulan ini seluruh dunia memperingati hari ini sebagai World AIDS Day, sejak 1988 lalu.

Lalu ‘Hal’ apakah yang terlintas dibenak anda ketika anda menbaca atau mendengar tentang HIV/AIDS ini?

Apakah terlintas juga dibenak anda bahwa orang lain bisa ber-‘asumsi’ lebih buruk lagi tentang HIV/AIDS dari apa yang ‘baru saja’ anda asumsikan tadi?

Sempatkah kah terpikir oleh anda bahwa ‘asumsi’ yang salah dan kurangnya pengetahuan yang benar tentang HIV/AIDS, bisa memperburuk ‘stigma’ yang telah ada dimasyarakat dan menimbulkan paranoid yang berkepanjangan akibat ketidaktahuan/kurangnya pengetahuan/tidak adanya penyuluhan/tabu dan masih banyak lagi faktor faktor pemicu paranoid terhadap virus ang belum ada obatnya ini.

Mungkin itulah kendala terbesar dalam mensosialisasikan HIV/AIDS di masyarakat kita, bahkan penderitanya sendiripun sering kali tidak tertolong lagi dikarenakan tidak tau harus kemana dia berkonsultasi dan berobat dikarenakan takut akan apa yang akan dia hadapi jika masyarakat disekitarnya mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi HIV/AIDS.

Tapi tidak hanya kalangan awam saja yang patut dipersalahkan, kadang diagnosa seorang dokter pun bisa kurang tepat, seperti yang pernah saya dengar dari seorang “keynote” disebuah seminar mengenai HIV/AIDS beberapa waktu yang lalu, beliau bercerita tentang seseorang yang didiagnosa terinfeksi oleh penyakit menular seksual (PMS) yang cukup parah sampai sampai dia tidak bisa merasakan sesuatu lagi dengan lidahnya dan pada lidahnya pun telah banyak ditumbuhi oleh jamur. Rupanya sang dokter hanya memberikan pengobatan yang untuk penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) saja tanpa mencurigai kalo pasiennya tersebut telah juga telah terinfeksi oleh HIV dan akhirnya pasien tersebut terlambat ditangani karena ternyata dia sudah mengidap AIDS dan akhirnya tidak tertolong lagi.

Menyedihkan bukan? Seharusnya seharusnya seorang dokter bisa membantu proses penyembuhan seorang pasien tetapi karena ketidakakuratan penanganan IMS akhirnya bisa menjadi fatal.

Lalu apakah pernah terpikir oleh anda bahwa setiap orang bisa saja terinfeksi virus ini? Lalu seberapa potensialnya kita bisa terinfeksi virus ini?

Umumnya kita hanya beranggapan bahwa HIV menular dari hubungan seksual yang beresiko dan tidak aman (berganti ganti pasangan tanpa memakai kondom), anal sex, pengguna narkoba suntik yang bergantian dan tidak steril dll.

Tapi apakahkah kita pernah berpikir kalo tempat yang seharusnya aman dari virus ini malah bisa menjadi tempat berpindahnya Virus ini tanpa melalui proses hubungan intim ataupun jarum suntik?

Contohnya saja seorang penderita HIV berkunjung pada klinik gigi dan karena proses sterilisasi di klinik itu tidak baik maka virus pun bisa berpindah ke pasien yang lain melalui luka di mulut yang ada pada alat yang tidak steril.

Belum lagi transfusi darah di rumah sakit. Meskipun Setiap darah yang masuk ke PMI selalu melalui proses screening terlebih dahulu untuk memastikan bebas HIV, namun virus HIV tidak bisa hanya malui sekali proses screening saja.

Karna antibody dari virus ini baru bisa terdeteksi setelah minimal 6 bulan dari semenjak orang itu terinfeksi.

Jadi walaupun seseorang melakukan tes HIV dan ternyata hasil tes itu negative, belum tentu hasil itu benar benar negative sebelum dia melalui “window period”, yaitu masa dimana antibody HIV/AIDS bisa ditemukan dalam tubuh seseorang yang bisam memakan waktu minimum 6 bulan.

Jadi kegagalan proses screening darah di PMI sangatlah besar.

Karena hasil negative itu masih semu.

Buat kalian yang telah melakukan test sebaiknya mengulang test tersebut setelah minimal 6 bulan, dan selama 6 bulan berjalan itu usahakan untuk tetap stay safe.

Bukan maksud menggurui atau apapun, tulisan ini jauh sekali dari apa yang sebenarnya saa dapat dari semua teman teman yang telah banyak memberikan informasi dan seminar seminar ang bermanfaat.

Ada baiknya anda mencoba untuk mencari informasi lebih, karena itu yang saya harapkan demi tercapainya sosialisasi yang baik mengenai HIV/AIDS dan menghapus stigma buruk nya.

Love you.. Stay safe

FYI :

Dalam 6 bulan dari sekitar 300 orang sukarelawan untuk test HIV, 10 orang positive terinfeksi HIV.

Silahkan anda kalkulasi jika dari 10 orang tersebut melakukan sex aktif tanpa pengaman, masing masing melakukan 30 hubungan sex dengan pasangan baru dalam satu bulan, lalu berapa jumlah penderita HIV pada 6 bulan berikutnya?


A Hangar Report

My Guilty Pleasure





I should have prepared for the worst, but I never thought it will be that worse..

Basi memang… ‘Secara’… konser ini sudah berakhir gaungnya sejak Mei lalu,
tapi begitu ada kesempatan manggung di Bandung kenapa nggak dibikin lepas penasaran aja untuk sempetin nonton konser Anggun ini.
Sudah terbayang betapa akan tidak nyamannya menyaksikan konser seorang bintang kelas dunia di sebuah arena yang bukan pada tempat semestinya.
Entah apa yang menjadi pertimbangan dipilihnya Hangar Bandara Husein Sastranegara sebagai tempat konser Anggun di Bandung ini, walaupun Sabuga (salah satu tempat yang paling banyak digunakan untuk konser musik di Bandung) pada tanggal tersebut telah lebih dahulu “di-book” untuk sebuah acara besar juga, tapi tidak seharusnya Hangar tua nan kumuh dan jauh dipinggiran kota ini jadi pilihan, ‘Secara’… di Bandung ini masih banyak terdapat gedung lain atau Dome yang jauh lebih baik dan masih lebih layak digunakan ketimbang hangar.


Detik pertama sebelum memasuki memasuki gerbang hanggar ini, dari jauh sudah tampak seperti ada keriaan layaknya acara 17 Agustusan lengkap dengan grobak penjual bakso tahu, batagor, nasi goreng dan aneka makanan minuman kampoeng lainnya, yang lumayan menggangu dengan sampah2 plastik botol dan sebagainya bertebaran dimana mana. Sungguh jauh dari kesan fancy dan glamour yang seharusnya sudah menjadi trade mark seorang Anggun ataupun konser artis tingkat dunia.
Detik kedua setelah memasuki gerbang… sekali lagi diluar dugaan, ada suara teriakan kasar seseorang berseragam dari belakang : “Mau kemana, mas?” ,kita jawab “Mau Parkir!!”
Mereka bales jawab dengan ketus: “Ke sebelah sana tuh, Kalo gak tau Tanya ,dong!”
Kita tetep ngehormati mereka dengan bilang : Thank You… Mereka menjawab “ Bahasa mana tuh??” Sambil ngelor kearah yang mereka tunjukin aku ga brenti maki maki sendirian dengan keras dan keluarlah kata kata kojoku : AnJ#*G!! berkali kali dari mulutku.
Huih… What a great Concert..
Kalo saja mereka itu bukan para abdi Negara pastinya aku masih maklumi. Ternyata prilaku mereka ga jauh beda dengan preman pasar yang tidak berpendidikan. Cuman seragam saja yang yang membedakan mereka.


Tanpa harus melalui antrian panjang kita langsung saja lancar masuk menuju hangar.
Tidak ada dekorasi yang menarik mata sedikitpun dari mulai kita menyodorkan tiket menuju alley sampe ke dalam hangar, semuanya sangat biasa, hanya di balut kain parasit tebal yang serba hitam. Hanya ada giant screen yang memutar klip klip Anggun dan wawancaranya tanpa ada ornamen ornamen artistik yang menhias alley ataupun hangar.
Panggungnya pun hanya dihias 2 giant screen kiri kanan dan 1 giant screen ditengah saja, yang ditutupi 2 partisi berbertuk seperti jajaran genjang.
Sungguh sangat memprihatinkan, ternyata nama besar Jay belum bisa bikin saya terkesan dan tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya.
Seperti bumi dan langit jika saya bandingkan dengan dekorasi pada saat konser Vina bulan Febuary lalu.
Setelah menunggu lumayan lama.. akhirnya Anggun muncul tepat 30 menit telat dari yang terjadwal pukul 8 malam.
Kekecewaan saya cukup terobati setelah melihat dan mendengar secara live penampilan Anggun dan musikus bule yang Anggun bawa.
Aku berani bilang konser ini nyaris tidak ada cacat sedikitpun diluar yang saya paparkan diatas. Aku bener bener puas dengan musisinya terutama yang paling sangat menonjol adalah permainan Drum yang sangat sangat luar biasa. Meskipun jumlah musisinya ahnya terdiri dari 4 orang saja ( Drummer, bassis, Gitaris dan pemain keyboard tapi musik yang dihasilkan sungguh luar biasa. Kekurangan power dari sound system menjadi tidak terasa lagi dengan bantuan suara permainan drum yang sangat spekta. Biasanya yang paling mengganggu dari sebuah konser adalah kondisi Microphone yang kurang baik atau wireless yang kadang bermasalah tapi di konser ini tidak ada sama sekali, dan Anggun pun punya tehnik mic-ing yang sangat luar biasa. Pokoknya tidak ada cela sedikitpun tentang perfoma mereka.
10 jempol buat Anggun!!
Untuk wardrobe mungkin anggun agak sedikit 'Cheesy' malem itu, bahkan ada beberapa kostum yang dipakai ulang. Secara'..Kita biasa melihat anggun tampil dengan busana karya perancang perancang tingkat dunia yang sangat terkesan glamour, tapi melihat judul konser ini mungkin Anggun hanya memilih perancang dalam negeri saja.
Apalagi pada saat Anggun memakai celana pendek, ada baiknya menggunakan stocking untuk menutupi bagian yang tidak terawat… Oops..




Selain musisi asing Konser Untuk Negri ini dibagi 2 sesi dan 2 jenis musik yang cukup jauh berbeda.

Sesi kedua ini adalah sesi "Guilty Pleasure" saya!!
Dengan jenis musik yang semi keroncong tapi minus okulele ini, Andy Ayunir mengaransemen ulang lagu lagu Anggun sebelum go international yang tergabung digrup Saunine.
Terus terang aku lebih menikmati sesi ini, maklumlah aku hidup dijaman jahiliah itu, terutama lagu fave saya yang dinyanyikan paling awal : "Bayangan Ilusi"
Hahahaha...kebayang kan ilfilnya denger lagu lagu 'jadul' itu?
Tapi tetep bikin aku orgasme...!
Oops... "puas" maksudnya.