Friday, December 29, 2006

Pembunuhan Karakter




Mana yang lebih susah?
Jadi seorang Music Director disebuah label rekaman, atau menjadi seorang 'Talent Searcher' untuk seorang penyanyi,musisi dan group untuk sebuah label atau hanya jadi seorang 'Producer' sebuah label rekaman?

Kalo dilihat dari segi materi, menjadi seorang Producer jauh lebih mudah, karena seseorang yang mampu menyandang dana, dan pengen disebut sebagai seorang “Producer” akan sangat bisa melakukan apapun yang dia mau dan tentu saja posisi MD dan Talent Searcher akan menjadi sangat sulit dan tidak mempunyai arti lagi. Seperti halnya yang saya rasakan dengan Sony BMG akhir akhir ini.
Sepertinya Sony BMG akhir akhir ini menjadi label yang mengandalkan lagu lagu lama yang di daur ulang untuk tujuan menuai keuntungan besar dan untuk mencetak hits secara instan.
Lihat saja Rio Febrian, Cindy, Ello, Terry, Glenn, Ruth Sahanaya dan masih banyak lagi artis artis dari Sony BMG ini dipaksakan melantunkan lagu yang tidak sejiwa dengan mereka.
Saya tidak mengatakan bahwa semua lagu daur ulang produksi Sony adalah buruk. Tapi masalahnya adalah banyaknya lagu lagu daur ulang yang diambil tidak dengan perhitungan yang matang, asal pilih saja sesuai kehendak sang Producer, yang kadang terasa sangat tidak layak dan terkesan kacangan.
Satu lagu yang paling saya bisa appreciate adalah lagu milik Minggus Tahitu yang didaur ulang oleh Ello. Lagu itu sangat tepat dengan jalur musik Ello, dan sangat membentuk karakter Ello.


Tapi kalian pasti sudah tau kualitas dari seorang Glenn, Rio Febrian, Ruth Sahanaya.
Apa tidak ada lagu lawas yang lebih bagus lagi sehingga Glenn harus menyanyikan lagu “ Sepanjang Jalan kenangan” milik Teti Kadi, lalu “Benci Tapi Rindu” Diana Nasution? Belum Lagi Rio Febrian dengan terpaksa harus bernyanyi “Biarlah Sendiri” milik Rinto Harahap dan Terry berduet dengan Ello menyanyikan Lagu “Kemesraan” milik Franky dan Iwan Fals, Belum lagi Ruth Sahanaya dengan lagu lawasnya Teti Kadi “Layu Sebelum Berkembang” dan sekali lagi Terry di beri lagu “Hatiku Beku” milik Koes Plus.
Tidak ada yang salah dengan lagu lagu mendayu dayu ala Rinto Harahap dan Ariyanto tersebut tapi bukanlah mereka yang pantas menyanyikan lagu lagu tersebut. Porsi mereka bukan disitu dan itu sangat membuat saya atau bahkan anda juga merasa “ ilfil ” mendengar album album mereka saat ini.
Album Terburuk yang pernah saya dengar dari seorang Glenn Fredly adalah album “Aku dan Wanita”
kalian bisa baca Blog saya (
www.anuneano.blogspot.com) yang judulnya “Diggin Your Own Grave” disitu saya bahas banyak album ini.
Terus terang saya merasa terganggu dengan “Titel” Produser ini. Terutama untuk our “New Giant Label” : Sony BMG.
Tau kan siapa yang saya maksud? Benar sekali tiada lain beliau adalah bpk. Jan Djuhana.
Entah karena apa yang ada dipikiran dia. Buat aku itu suatu pemaksaan kehendak dan pembunuhan karakter buat artis artis Sony BMG. Entah kenapa semua artis solo dibawah label ini sepertinya dipaksa memainkan aliran musik yang jauh melenceng dari jalur aslinya. Semua artisnya diharapkan bisa memainkan jenis musik kesukaannya yang menurut aku kurang layak dinikmati dan kacangan!!
Perhatikan saja album debut milik Terry yang release pertengahan taun lalu.
Saya sangat mengenal jenis karakter vokal Terry dan jenis musik yang dia bawakan.
Sebenarnya Terry saya prediksi bisa menjadi icon penyanyi wanita RnB baru Indonesia. Saya kagum dengan aksi panngung dia dan suara uniknya namun sayang sang Producer telah membuat dia menjadio seorang penyanyi Pop biasa saja. Sungguh ini merugikan untuk Terry maupun sang Producer sendiri.
Kalian bisa kalian simak baik baik awal kemunculan Terry dalam single pertamanya yang hanya terdapat di album Rio Febrian yang kedua yaitu ”Katakanlah”, suaranya yang begitu RnB sekali tetapi terasa harmosnis sekali dengan sentuhan musik yang sedikit jazzy. Sampai sampai waktu itu aku tidak sabar untuk segera mendengarkan album baru dari Terry itu.
Namun apa yang terjadi setelah penentian yang cukup lama akhirnya aku harus kecewa dengan album perdana Terry yang jauh melenceng dari apa yang aku idam idamkan.
Penantianku akan icon penyanyi RnB wanita baru pupus sudah.
Walaupun Terry tetap diterima dan albumnya pun cukup sukses tapi karakter Terry sudah secara sengaja dibunuh.
Hanya satu lagu “Dumped Me” yang merupakan karya sendiri dari Terry yang mewakili karakter Terry, selain itu lagu lagu nya sangat terasa terlalu biasa.
Banyangkan saja dia harus menyanyikan lagu 4 lagu daur ulang: “Kemesraan”, “Hatiku Beku”, “Kaulah Segalanya” dan “Janji Manismu”.
Apakah Terry tidak dipercaya menyanyikan lagu baru?
Apakan Terry Harus didongkrak dengan Lagu Lawas?
Sungguh pemikiran yang “Picik” dari seorang yang katanya ingin disebut sebagai “Producer”
+ Buat Risye Dewie Larasaty my dear Pal... Ini janji gua buat kamu untuk tulis lagu lagu Lawas yang didaur ulang kembali. Semoga sukses dengan Radio kamu.. Punya Radio Station adalah cita citaku.. Walaupun aku ga kesampaian, tapi aku senang kamu bisa wujudkan cita2 aku. Heheheh... Good luck ye...

  1. Prahara Cinta Lidya & Imaniar
    Hedi Yunus
    Shelomita
    Rako Prijanto OST “Arisan!”
  2. Dia
    Vina Panduwinata
    Reza
    Sheila Majid
    Danar Idol
  3. Ironi
    Lidya & Imaniar
    Helena
    Dodo Zakaria
  4. Duniaku Tersenyum
    Vina Panduwinata
    Dea Mirela
  5. Meniti Pelangi
    Harvey Malaiholo
    Andien
  6. Melangkah Pasti
    Henry Manuputy
    Sheila Majid
  7. Antara Anyer dan Jakarta
    Atiek CB
    Sheila Majid
    Andi Mariem M & Oddie Agam
  8. Alam Asa
    Vina panduwinata
    Harvey Malaiholo
  9. Kangen
    Dewa 19
    Denada
    Chrisye
  10. Baru Jadi
    Denada
    Ratu
  11. Tidak Sedang Bercinta Lagi
    Dewa 19
    Ratu
  12. Dansa
    Reza
    Ratu
  13. Bersama
    Ruth Sahanaya
    Humania
  14. Merenda Kasih
    Ruth Sahanaya
    Kahitna
  15. Katakan Saja
    Harvey Malaiholo
    Kahitna
  16. Bagaimana
    ELFA'S BOYS
    Kahitna
  17. Tak kan Terganti
    Dea Milrela
    Kahitna
  18. Biarlah Sendiri
    Rinto Harahap
    Rio Febrian
  19. Tanda Tanda
    Mus Mujiono
    Oddie Agam
    Warna
  20. Masih Ada
    2D
    R42
    Warna
  21. Oh Ya?!
    K3S
    Warna
  22. Memori
    Ruth Sahanaya
    Warna
  23. Sinaran
    Sheila Majid
    Warna
  24. Rintangan
    Dian Pramana Poetra & Lidya Noorsaid
    Glenn & Cindy
  25. Andai Kau datang
    Koes Ploes
    Ruth Sahanaya
  26. Why Do You Love Me
    Koes Ploes
    Rio Febrian
  27. Bunga Di Tepi Jalan
    Koes Ploes
    Duta SO7
  28. Aku Ingin
    Indra Lesmana
    Delon
  29. Lilin Lilin Kecil
    Chrisye
    Yuni Shara
    Nania
  30. Tinggalah Kusendiri
    Nike Ardila
    Hedi Yunus
  31. Tak Mungkin Bersatu
    Hedi Yunus
    Pinkan Mambo
  32. Sebatas Mimpi
    Rita Effendi
    Hedi Yunus
  33. Oh Asmara
    Iwan Zen
    Hedi Yunus
  34. Kaulah Segalanya
    Ruth Sahanaya
    Terry
  35. Kemesraan
    Artis MUSICA
    Terry & Ello
  36. Hatiku Beku
    Koes Ploes
    Terry
  37. Pergi Untuk Kembali
    Minggus T
    Ello
  38. Aku Cinta Padamu
    Itang Yunaz
    Sheila Majid
    Glenn
  39. Ratu Sejagad
    Vonny Sumlang
    Ratu
  40. Pertengkaran
    Kiki Maria
    Vina Panduwinata
  41. Astaga
    Ruth sahanaya
    ELFA'S Singer
  42. Satu Jam Saja
    Asti Asmodiwati
    Audy
  43. Tentang Aku
    Jingga
    Andien
  44. Camar yang Pulang
    Aisyah Arifin
    Ruth Sahanaya
  45. Layu Sebelum Berkembang
    Teti Kadi
    Ruth Sahanaya
  46. Belaian Sayang
    Bing Slamet
    Ruth Sahanaya
    Glenn
  47. Untukmu
    Tito Sumarsono
    Rio Febrian
  48. Aku Cinta Kepadamu
    Vina Panduwinata
    Ricci Kalyubi
  49. Sakura
    Fariz RM
    Rossa
  50. Biru
    Vina Panduwinata
    Dian PP & Syaharani
  51. Semua Jadi Satu
    2D & Malyda
    3 Diva
  52. Benci Tapi Rindu
    Diana Nasution
    Glenn
  53. Kumpul Bocah
    Vina Panduwinata
    Glenn
  54. Dansa Yok Dansa
    The Rollies
    Titik Puspa
    Glenn
    Kahitna
  55. Cinta
    Vina Panduwinata
    Chrisye
  56. Kisah Kasih Di Sekolah
    Obbie Messakh
    Chrisye
  57. Dahulu
    The Groove
    Ligerie, Iwan Abdie & Rieka Roslan
  58. Zamrud Khatulistiwa
    Chrisye
    FBI
  59. Menghitung Hari
    KD
    Melly
  60. Miliki Diriku
    Memes
    KD & Anang
  61. Takkan Ada Cinta Yang Lain
    Dewa 19
    Titi DJ
  62. Burung Camar Vina Panduwinata, Idol2
  63. Jelita :Humania, Marcell
  64. Tragedi Semata: Dodo Zakaria, Lidya & Imaniar
  65. Gang Kelinci : Lilis Suryani, Trie Utami
  66. Mutiara Yang Hilang : Teti Kadi ,Vina Panduwinata, Yuni Shara
  67. Kisah Sedih Di Hari Minggu : Koes Ploes, Katara Singer, Marshanda
  68. Manis dan Sayang : Koes Ploes, Katara Singer, Andi /Rif
  69. Tersiksa Lagi : Chris Kaihatu, Utha Likumahua, Syaharani
  70. Didadaku Ada Kamu: Vina Panduwinata, Ratu

aduh cape deh....70 lagu bow..

FYI cari aja album indo idol 1-3 ya bu...

Saturday, December 23, 2006

Label Nakal


Selain duet Lita Zen dan Uthe, ada satu lagi duet yang pengen banget saya denger, yaitu duet-nya Tompi dan Odie Agam.
Sama sama kecil orangnya sama sama punya range dan corak vocal yang hampir sama. Pasti asik banget dengernya. Udah kebayang banget gimana aksi panggungnya dan serunya harmonisasi suara mereka.
Hehehe.. tapi mimpi aja kali yah… “secara” Odie sudah gak tau dimana rimbanya…

Sedikit refreshment buat yang pengen baca lagi biodata beliau, bung Oddie yang terlahir di Medan dengan nama “ Imron Majid”, yang 100% adalah made in Indonesia, kalo ada yang menyangka beliau ini datang dari negeri Jiran sana mungkin wajar saja, karena logat melayu-nya yang sangat kental dan memang separuh hidupnya memang lama tinggal di Singapore, Australia dan Malaysia karena orang tua beliau memang bertugas disana.
Sudah tidak terhitung lagi banyaknya penyanyi penyanyi menjadi besar berkat karya karya Oddie ini, sebut saja Mama Ina, Malyda, Itang Yunaz, Vonny Sumlang, Harvey, Trie Utami, Sheila Majid, Anggun, Utha, Ruth Sahanaya, Mus Mujiono, Chintami, Hetty Koes Endang, Asti Asmodiwaty, Atiek CB, Jean Pattikawa, Broery, and many more.


Beberapa minggu lalu, di sebuah toko CD yang ber-initial “H”, yang juga adalah merupakan milik dari sebuah label recording Indonesia, tanpa sengaja saya melihat CD kompilasi karya karya Oddie Agam.
Baru liat cover depannya saja aku sudah merinding…
Yang ada dipikiranku waktu itu adalah terbayang lagu “Bellina” dari album kedua milik Oddie Agam sekitar akhir taun 84 lalu, tapi begitu membalik cover CD itu dan melirik semua isi dari album ini kontan seleraku hilang.
Isi dari album The Best ini cuman berisikan hit hit Oddie diatas tahun 86 saja termasuk single single duet dia yang hanya sebagian saja, walaupun duet bareng Malyda, Asty Asmodiwaty dan Vina adalah duet yang paling bagus tapi sayangnya lagu tersebut tidak ditemukan disini.
Ada 3 Hits yang dinyanyikan ulang oleh Risma S (entah itu siapa?) menyanyikan kembali lagu hits Oddie diantaranya “Begitulah Cinta dan Antara Anyer dan Jakarta.
Buat saya sendiri tidak ada alasan kenapa harus membeli album ini, “secara” koleksi karya karya Oddie saya masih jauh lebih bagus dari album kompilasi itu jadi saya tidak membeli album yang “aneh” ini.


Sangat terlihat sekali “kenakalan” yang dibuat oleh pemilik recording label ini, CD ini diproduksi oleh pemilik toko CD yang ber-initial “H” yang saya sebut diatas, Label ini juga yang membuat The Best Of Vina sampai 4 volume yang terdiri dari Volume 1 dan 2 kemudian merubah cover dan menjual kembali dengan tetap memasang judul Volume 1 dan 2.
Kalo kalian sempetin baca ‘prakata’ di Album terbaru Mama Ina 1981- 2006, disitu dijelaskan bahwa sebagian besar album the best of Vina yang beredar dipasaran adalah album album illegal yang tanpa mendapat izin dan tanpa sepengetahuan Mama Ina sendiri.
Jadi tentu saja itu adalah pembajakan, jadi wajar harga dan kualitas suaranya pun dibawah standar.

Selain masalah kualitas, pembuat album The Best of Odie Agam ini tampaknya tidak punya pengetahuan dan selera yang cukup baik tentang karya karya dan album album beliau, itu bisa dilihat dari contain lagu lagu yang terdapat dialbum ini sepertinya sangat tidak represent dan terkesan seadanya.
Beda sekali dengan Musica dan Prosound yang telah membuat banyak album the best dengan cara yang sangat detail termasuk mencantumkan dari mana sumber album dari setiap lagu yang dimasukan di album the best itu, berikut dengan foto foto cover dan tahun release album album tersebut.
Kalian bisa lihat di album Vina 1981-2006 produksi Musica, Terbaik I & II Dian Pramana Poetra dan Immaculate Titi DJ produksi Prosound.

Actually.. Saya bukan anti sama label label “Nakal” itu, karna kadang tanpa diduga sering juga saya dapet koleksi lagu unik yang kebetulan sedang saya cari, tapi saya suka geli aja liat para pembuat album the best yang isinya bukan bener bener yang terbaik.

Entah kapan aku bisa denger lagi lagu “Bellina” ini…
Sampe hari ini aku masih rajin keluar masuk tempat tempat penjual kaset bekas tapi masih belum nemu…
Buat kalian yang mau bernostalgia dengan album album dan single single Oddie,
Aku sisipin secuiiiiil Discography-nya :

1. Hanya Kau Satu
2. Bellina
3. Gadis Sentimentil
4. Oddie Agam
5. Kesempatan
6. Beri ½ Saja
7. LCLR 1986-1987
Judul : Dalam Langkah Kehidupan
8. Hu wi yu (single)
Judul : Kusadari

Friday, December 15, 2006

Penjual Fiksi

The New Enemy Of The State




Lumayan lama juga aku ga bahas lagi tentang film diblog-ku ini, mungkin lagi seneng senengnya ‘bernostalgila’ bahas tentang classic Indo yang menurut aku ga ada matinya.
Aku lagi terkagum kagum aja dengan salah satu film box office Hollywood yang baru aja aku tonton kemaren.
Ga abis pikir kenapa film ini bisa nembus urutan ke-7 Box Office America minggu lalu padahal ini bukan film seperti OO7 yang setiap hari teaser dan iklannya (bersama produk digital camera dan Handphone) ada dimana mana, bahkan tidak semua bioskop top di bandung memutar film ini, jadi apa special-nya?
Hollywood benar benar mengerti apa itu kata “Fiksi” dan dia bisa membuat segalanya terasa nyata dan jadi masuk akal padahal kita sedang menonton sebuah fiksi.
Segala khayalan dibuat sedemikian natural sehingga bisa diterima akal dengan kedok tehnologi.


Tidak ada yang original dari film ini, semuanya adalah gabungan dari beberapa fiksi yang pernah ada dan diramu ulang menjadi tontonan yang diberi judul “Déjà vu”. Tema utamanya sangat mirip sekali dengan "Enemy of The State" nya Will Smith dan kalo kalian pernah nonton film “The Lake House” nya Keanu Reeves dan Sandra Bulloc kalian pasti nemuin juga perbedaan dimensi waktu yang menjadi tema utama film ini. Bedanya disini bisa jelas terlihat melalui TV besar dan jarak waktunya hanya berbeda 4.5 hari saja sedangkan di The Lake House dimensi waktunya sekitar 4 yahun kalo tidak salah. Selain tema film “Time Machine”nya Samantha Mumba dan Guy Pearce juga “Back To The Future”nya Micheal J. Fox yang bisa memindah kan seseorang dari masa sekarang ke masa sebelumnya juga dipakai disini.
Déjà Vu juga sepertinya agak malu malu untuk mengakui kalo dia juga terinspirasi oleh film keren “Final Destination” yang bisa merubah takdir kematian seseorang.
Karna di ujung film ini berakhir dengan Happy Ending kebalikan dari “Final Destination”.
Nah.. makanya jangan tanggung tanggung kalo sudah menyangkut Fiksi, sekalian ngaco aja!! Lha wong memang ngayal…
Mudah mudahan bisa ditiru oleh sineas Indonesia buat lebih kreatif lagi membuat cerita filem walaupum itu bukan cerita original.
FYI film ini dibuat untuk membantu semangat hidup para korban bencana badai di NO sana.