Sunday, August 16, 2009

Female Song Writer (volume 1)

Titi Dwi Jayati

Tunjukkan rumahnya nomer berapa? Dijalan apa? Di kota mana?
Di negri mana? Tinggal sama siapa?

Plak ding plak ding plung ding plak ding plung
Ku bunyikan suara gendang gendang mengiring gerakmu
Disetiap langkahmu
Tapi Kau tak pernah muncul lagi, seakan kau tlah tenggelam didasar bumi
Di dasar bumi…


Masih ingat sepengal lirik lagu diatas?

Gak salah lagi, Itu memang lagu milik Dodo Zakaria yang diberikan untuk Titi di debut album Titi Dwi Jayati 1985 silam.
Dodo memang jagonya untuk lirik lirik lagu jenaka seperti itu.

Butuh keberanian yang cukup besar untuk mengulas penulis lagu wanita yang satu ini, walaupun hanya sekedar ulasan singkatnya saja, saya butuh waktu yang lumayan lama untuk berani memulainya, Tulisan ini tertunda hampir 4 tahun lamanya semenjak blog pertama yang saya buat. Bukan hanya karena nama besarnya saja tetapi karena anda pun sudah sangat mengenalnya, jadi untuk apa saya bahas lagi? Tapi mudah mudahan ini bisa jadi re-fresh lagi perjalanan karirnya sekalian juga untuk melengkapi discography pribadi saya.


Diantara wanita wanita ini: Vina Panduwinata, Trie Utami dan Ruth Sahanaya yang pernah saya ulas sebelumnya di-blog ini, saya rasa Titi Dwijayati adalah yang tersulit yang untuk ditulis mengingat sangat banyak sekali tulisan yang membahas Titi DJ dibanding dengan Vina, Uhte dan Iie. Karena Titi sangatlah produktif dan nyaris tidak ada masa vakum dalam karirnya, itu sebabnya menulis tantang Vina, Iie atau Uthe sangatlah mudah karena memang jarang ada yang mengulas.


Titi memang jauuuuh sekali dari kata ‘Aji Mumpung’. Dia berhasil membuktikan semua obsesi dan kerja kerasnya bisa membuahkan hasil yang maksimal dari proses belajar dan keseriusan.
Meski karirnya berawal dari hanya seorang model juga penari Swara Mahardhika TAPI Titi bisa menunjukan banyak sekali prestasinya dari apa yang dia geluti diantaranya yang pantas diberi acungan jempol adalah menjadi Putri Indonesia yang pertama dan ikut dalam ajang Miss World tahun 83 silam.
Berkat bakat bernyanyinya yang terasah dengan baik oleh penyanyi Tenor legendaris Pranajaya di Bina Vokalia sejak belia dan menyandang predikat sebagai Juara dalam Lomba Bina Vokalia se-Indonesia membuat dia berhasil memincut telinga Dodo Zakaria untuk memberikan beberapa buah lagu dialbum debut nya di tahun 1985 yang dirilis oleh Jackson Record.


Sebenarnya album ”Imajinasi bukanlah album debut Titi DJ, sebelumnya masih ada beberapa album lagi ketika dia remaja diantaranya album bersama Isa Haryanto : "Bukan Hanya Satu Kali"
Untuk ukuran tahun 1985, Cover album ”Imajinasi” ini sudah sangat mutakhir, ini adalah modal utama Titi untuk bisa mudah dikenal karena keunikan dan originalitasnya. Selain itu Jackson Record memang terkenal serius dan selalu mutakhir dalam pembuatan cover cover album artis artisnya seperti contohnya 2 album Vina Panduwinata yang sangat seconok juga salah satu album Utha Likumahua yang designnya dibuat landscape tampak tidak seperti album kaset pada umumnya. Jackson Record memang jagonya!
Sejak awal kemunculannya Titi memang selalu berpenampilan unik dan berkarakter kuat seperti suaranya keunikan itu masih dipertahankannya hingga sekarang.


Nama Indra Lesmana sepertinya manjadi bagian terpenting dalam hidup seorang Titi DJ. Dari kedekatan mereka banyak sekali menghasilkan kolaborasi lagu karya mereka berdua.
Bahkan karya pertamanya Titi langsung diunduh Ruth Sahanaya dan dijadikan salah satu singlel album perdana Uthe. Sungguh prestasi yang luar biasa untuk seorang debuter dan sungguh bukan sebuah karya yang sekedar ’biasa’.
Kedekatan Titi DJ dengan Indra Lesmana pun berlanjut makin ’intim’ setelah ayahanda Indra lesmana memberi kesempatan Titi DJ menghiasi 2 buah album jazz milik Jack Lesmana sebagai penyanyi tamu dialbum tersebut.
Sepertinya Titi mendapatkan pengelaman baru dijalur musik yang berbeda dan sekaligus belajar pada satu satunya musisi jazz Indonesia ternama yang tersisa saat itu.
Ada satu kaset Jack Lesmana yang hilang entah kemana dan berisikan single yang paling saya suka,Perlu perjuangan yang sulit untuk mandapatkan koleksi langka ini kembali dan dari beratus ratus lagu yang pernah Titi bawakan, langgam yang berjudul ”Mimpi” inilah adalah yang langgam yang terindah yang pernah Titi bawakan.
Emosi dan kemampuan vokal Titi sangat ”all out” disini.


Selain bernyanyi Titi pun juga sempat membingi beberapa film layar lebar. Film pertama yang ia bintangi adalah ”Gejolak Kawula Muda” bersama Chica Koeswoyo & Rico Tampaty. Film musikal ini menyisipkan satu lagu milik Cecep AS dari album pertamanya yaitu ”Kekeasihku”. Dari album pertamanya saja Titi sudah bisa menjadi OST untuk sebuah film. Tidak hanya sampai disitu, Suara emasnya juga masuk di beberapa film lainnya seperti Catatn Si Boy I dan IV.
Selain Film, mini seri TV pun sempat ia geluti. Titi yang dulu berponi ala Shannen Doherty berperan sebagai Ipeh di Lenong Rumpi arahan Harry de Fretes.
Meski Titi handal meng-gubah lagu, tapi Titi tampaknya tidak mau seperti Ferina yang menunjukan bakat menulis dan menggubah lagunya di ajang Festifal Lagu Terpopuler yang bergengsi di era 80`an ataupun LCLR yang gemanya masih terdengar sampai millenium ini.
Tapi Titi masih turut rembuk diajang ini sebagai pelantun lagu lagunya. Salah satunya dalah LCLR terakhir (1990) dengan tembang legendarisnya ”Salahkah Aku” dan untuk ajang Festifal lagu Terpopuler pun Titi sempat 2 kali menyumbang suaranya diantaranya taun 1985 dengan lagu ”Hadirmu” dan maaaf sekali saya lupa ditahun berapa dan apa judulnya untuk singgle FLPI ini kalau tidak salah berjudul ’Balon’.


Dari hampir 30 tahun perjalanan karir Titi DJ Label yang paling setia menemaninya adalah Aquarius Musikindo tetapi album yang paling saya puja adalah tetap 2 album hasil dari Jackson Record. Label lainnya yang pernah Titi singgahi sebagai penghasil dari album albumnya adalah Granada, JEPs, Harpa, Union Artist, Ceepee dan Sony BMG. Untuk Album Imaculate Collection Titi gandeng oleh Prosound dan Target Pop yang berjasa sekali untuk mengumpulkan lagu lagu Titi dari semenjak 1985 hingga tahun 2000. Namun sayang Lagu ”Dimana” dan ”Yang Pertama Yang Bahagia” yang sangat legendaris itu tidak masuk dalam list album ini.

Selain sebagai Soloist, Titi juga pernah mempunyai group vokal bersama sang Penggubah lagu wanita paling handal di taun 70-80an yaitu Titik Hamzah. Bersama dua orang penyanyi lainnya Endah & Atiek CB mereka membentuk Adarapta. Kolaborasi dengan musisi lainnya juga sempat terjalin seperti menjadi tamu di album Fariz RM, Chrisye, Edo Kondologit, Agnes Monica dan juga pernah menjadi anggota Elfas Singers dan yang paling sukses tentunya adalah 3 Diva.


Dari 1985 hingga 2009 ini saya mencoba rangkum menjadi Discography ala kadarnya. Mohon maaf sebesar besarnya jika ada banyak yang saya lewatkan karena ini hanya yang saya punya saja.



Album:
1. Imajinasi – Jackson Record 1985
2. Yang Pertama Yang Bahagia – Jackson Record 1986
3. Ekspresi – Granada 1988
4. Titi DJ’ 89 – JEPs 1989
5. Dunia Boleh Tertawa – Union Artist 1990
6. Take Me To Heaven – Harpa 1991
7. Bintang Bintang – Ceepee & Warna 1994
8. Kuingin – Aquarius 1996
9. Bahasa Kalbu – Aquarius 1999
10. Titi menyanyikan Kembali – Aquarius 2000
11. Senyuman – Aquarius 2003
12. Imaculate Collection - Prosound & Target Pop 2004
13. Melayani Hatimu – Aquarius 2005
14. Galau (The Best Of) – Aquarius 2007
15. DI3VA – Trinity Optima Production 2008


Single :
1. Hadirmu – FLP 1985
2. Jack & Inrda Lesmana Vol. 1 – Granada 1986
3. Jack & Indra Lesmana Vol. 2 - Granada 1987
4. Tapi Mungkinkah – Catatan Si Boy I, Team 1986
5. Terima Kasih – Hip Hip Hura, Chrisye 1987
6. Saat Terindah – Fashionova, Fariz RM, Grammy Record 1990
7. Percayalah – Catatan Si Boy IV, Gold 1990
8. Balon – FLP
9. Elfas Singer
10. Forum – Bersama Dalam Cinta & Impian Menyata, 98
























Monday, May 25, 2009

Repackage Abhorrence



Untuk sebagian orang (khususnya saya), sebuah album repackage adalah sesuatu yang sangat dibenci.

Bayangkan saja hanya untuk mengkoleksi satu buah lagu baru saja kita harus membeli sebuah album yang sama dengan sedikit polesan pada cover album tersebut.



Memang trend penjualan album di Indonesia ini belum seperti Negara Amerika yang sedah terbiasa menjual single sebelum melempar complete album sebagai pemancing dari sebuah label untuk melihat reaksi pasar terhadap satu lagu baru dari artis artisnya.

Tetapi trend menjual album single juga nampaknya mulai di lirik oleh label besar Indonesia. Sebut saja Agnes Monica yang memang sangat idealis dalam setiap pembuatan albumnya.



Saya beri acungan jempol untuk breaktru singlenya yang tidak lazim bagi masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa membeli sebuah CD yang hanya berisikan satu buah lagu dengan harga Rp. 15.000,- rupiah saja. Tapi itulah Agnes yang bisa mengedukasi semua warga Indoneaia akan bagai mana caranya berbisnis tanpa harus membodohi dan merugikan pelanggan.

Berapa orang yang harus tertipu dan merugi jika harus setiap saat membeli repakacge album? Lalu kenapa para artis & Produser masih uring uringan apabila CD nya di bajak?



Apakah tidak pernah terpikir oleh para produser dan artisnya jika masyarakat akhirnya lebih memilih CD bajakan atau mendownload atau meng-copy secara illegal dari pada harus buang uang membeli produk yang sama?

Untuk artis Indonesia sendiri Maliq & D’ Essential adalah pemegang record pembuat album Repackage.

Terus terang Maliq adalah satu satunya group music yang jenis musiknya paling saya suka. Musiknya yang sangat Acid dan tidak banyak perubahan yang menjadikan group ini adalah group yang konsisten akan jenis musiknya dan tidak terlalu ingin membuat suatu eksperimen yang akhirnya membuat group ini malah dijauhi pencintanya karena ingin dibilang berinovasi.

Kesalahan terbesar group ini adalah kesan aji mumpung dan selalu lebih menonjolkan sisi bisnisnya saja.



Kalo kalian adalah Maliq Mania pasti pada 3 bulan kebelakang kalian merasakan betapa sulitnya mendaptkan album ketiga yang kita nanti2kan ini. Untuk mandapatkannya saja mesti isi Waiting List dan menunggu lumayan lama. Dan begitu albumnya muncul di tiap toko CD hanya terdapat masing masing 5 buah saja dengan harga yang lumayan fantastis untuk ukuran album Indonesia yaitu Rp. 150.000,- saja.
Demi mendapatkan versi pertama album ketiga ini dengan berat hati saya beli juga.

Tapi apa yang lebih mengagetkan lagi dari album ini??



Ternyata buat yang jeli dan bisa membaca ini dari booklet tersebut ternyata album ini adalah hanya berisi setengah dari jumlah Real album yang bakal meraka realease akhir tahun mendatang!

Total isi lagu keseluruhan adalah 11 buah lagu tetapi dialbum yang temporary ini hanya berisi 6 buah lagu saja.

Buat kalian yang tidak mandapatkan album Limited ini kalian memang tidak bisa mengetahuinya secara detail, karena tidak dijelaskan secara rinci di album yang Biasa yang hanya dijual seharga Rp. 50.000 saja.

Yang paling menarik di album limited ini selain packagingnya yang sangat Besar berupa box dengan texture kayu kira kira

berukuran 30cm x 25cm dan didalamnya terdapat lirik lirik asli dari keenam buah lagu yang ada disitu yang masih banyak edit dan lengkap dengan sebelum menjadi Judul judul yang tercetak sekarang seperti lagu favorit saya ”Coba Katakan” yang pada awalnya diberi judul “Hari Ini” lalu berubah menjadi “Terlena dan Kecewa” dan pada akhirnya dipilihlah “ Coba Katakan” sebagai judul yang layak buat mereka.



Sekedar bocoran buat para penggila Maliq & D’Essential, dialbum repackage yang ketiga nanti bakal ada sekitar 5 lagu tambahan lagi diantaranya adalah :

  • Maybe (It’s You…)
  • Jangan Banyak Tanya
  • Aku bernyanyi
  • Love
  • Take A Chance

Yah mudah mudahan kebencian saya buat album album repackage ini bisa sedikit terbati dengan curahan uneg uneg saya disini.

Terus maju music Indonesia dan mudah2an tidak ada lagi Repackage2 lain yang membodohi lagi.

Sunday, March 15, 2009

Second Hand Serenades

Second Hand Serenades

(Ferina Zubeir Vs Beyonce)



Kalian pasti sangat hafal dan sangat mengenal lagu lagu dari Destiny’s Child dan kalian juga akan sangat mengenal harmonisasi suara mereka, dari hasil harmonisasi itu yang muncul hayalah suara tunggal Beyonce!! Dan menurut saya setiap lagu yang mereka nyanyikan hanya suara Beyonce saja yang lebih terdengar, setuju?? Kedua personil lain hanyalah tempelan dan hanya menyumbang sedikit suara saja.

Masih ingat album ”Survivor”, (album pertama mereka menjadi trio) setelah sebelumnya mereka sempat membuat beberapa album waktu mereka masih ber-anggotakan 4 orang alias kwartet.

Di album Survivor ini ada satu lagu yang berjudul “Dangerously in love” yang akhirnya lagu ini diunduh Beyonce untuk dijadikan judul album pertama dia, walaupun itu adalah lagu second hand dari trio DC tapi Beyonce lah pencipta dan Lead vocalnya di lagu ini.

Sepertinya Beyonce ingin mempertegas bahwa suara Destiny’s Child tiada lain adalah suara tunggal dia yang hanya diberi sedikit pemanis oleh Kelly & Michelle. What a pathatic raelity!

Tak heran ketika Beyonce memutuskan untuk hengkang dari Destiny’s Child otomatis trio ini ikutan bubar karena pemegang andil terbesar sebagai lead vocal dan composer (pembuat lagunya) sudah tidak ada.



Tetapi lain halnya dengan Elfa’s Singers.


Group ini tetap mempertahankan kehancurannya dan mencoba tetap exist dengan segala daya upaya yang cukup memalukan untuk ukuran sebuah group legend.

Masih ingat tulisan saya tentang elfas 3 tahun silam, kalo mau direfresh tinggal klik aja yang ini:


http://anuneano.blogspot.com/2006/07/bandungs-claw.html



Saya coba me-refresh sedikit tentang Ferina Zubeir yang mungkin kalian juga lupa tentang dia.

Nama Ferina dikenal berawal dari seorang finalis Festival Pencipta Lagu Terbaik (FPLT) tahun 83, kemudian Festifal Pop Song ditahun yang sama dan akhirnya hampir setiap tahunnya Ferina mencipta lagu untuk ajang Festifal Lagu Populer (FLP) yang akhirnya dari ajang inilah yang mencuatkan nama ELFAS Singer.

Sebagai pencipta lagu yang handal Ferina pun telah banyak mencipta lagu untuk penyanyi penyani papan atas negri ini diantaranya adalah Vina Panduwinata, January Christy, Harvey Malaihillo, Andi Meriem, Jeffry Woworuntu, Lita, Yana, Irianti Erningpraja, Elfas’ Singers, Elfa’s Girls, Elfa’s Boys, Wachdach Band dan Indonesia 6

Setelah ditinggal Ferina Zubeir tahun 92 silam group ini sudah serasa mati dan sudah sering berganti ganti personnelnya. Mulai dari Rita effendi (ex-Kahitna), Uci hingga Titi DJ.

Anehnya Group ini tetap enggan membubarkan diri dan mencoba bertahan meski nyawa dari group ini adalah Ferina. Tidak seorangpun yang mampu menggantikan posisi Ferina dengan segala keunikan lengkingan suara falsetto nya yang indah itu.

Buat saya Elfas Singer sudah mati.


Terbukti dengan tidak satupun albumnya yang bisa tembus masuk hits sebagai album laris group vocal Indonesia seperti saat masih bersama Ferina.

Mungkin buat yang selera musiknya belum begitu bagus dan tidak mengenal apa dan bagaimana ELFA’S Singers yang sebenarnya mungkin masih bisa menikmati suara harmonisasi yang tidak greget lagi itu.



Sejak album 94 dan album berikutnya bersama Titi DJ, sepertinya album terakhir di awal 2009 ini adalah puncak dari segala keburukan group ini.

Bagaimana tidak, formasi baru ELFA’S Singer ini berani mendaur ulang semua lagu dari formasi lengkap ELFAS Singers terdahulu semasih ada idola saya Iwan Wiradz, Ferina & Toni P Sianipar. Sungguh sangat memalukan!! Apalagi mereka berani sekali melagukan lagu Pesta yaitu lagu 'kojo' Group ini yang jika kalian pernah mendengar Harmonisasi lagu versi Remix tahun 87 silam dan kalian bandingkan dengan versi ancur 2009 bersama Andien kalian pasti akan sangat sedih sekali, betapa nama besar mereka sangat dipertaruhkan di lagu ini.

Saya masih lebih menghargai Group Vocal Gerenimo yang selalu memakai angka Romawi dibelakang nama Gerenimo sebagai tanda bahwa Group ini sudah berubah formasi. Tetapi ELFAS Singer tidak melakukan itu. Kalian pasti tau Gerenimo I, Gerenimo II sampai yang paling boncel adalah Gerenimo VIII dan karena seringnya berganti formasi bahkan akhirnya berubah menjadi Kantora Paramita. Rasanya itu lebih terhormat dari pada harus memakai nama ELFAS Singer tapi kualiatasnya sudah sangat tidak bisa disejajarkan dengan the real one!

So Pathatic!!


Andai TEAM record mau membuat re-mastered lagu lagu Original mereka dan bukan Second Hand Serenades yang begitu memalukan!



Oh... saat kuterjaga

Bisikan suaramu ada

lalulelap dihatiku...


Oh Ferina... miss u much!




Teruslah mencuri dariku

Jika harga dirimu memang sebatas itu...


Wednesday, February 25, 2009

ReName & ReShuffle

Sebenernya nama mereka berdua (R. Aryo Baskoro a.k.a Bibus & Ari Pramundito a.k.a Ari) sudah pernah saya bahas di tulisan saya taun lalu tentang Groovology dengan judul De Javu, pada saat mereka mengeluarkan album solo mereka masing masing.


Patut dihargai kabisa kedua musisi ini untuk bernyanyi, terbukti dengan lumayan suksesnya album mereka dipasaran. Sayangnya kemunculan album mereka secara group terasa terlambat. Bayangkan saja butuh waktu 7 tahun untuk meralisasikan sebuah album dari Groovology ini sejak pertamakali berdiri sekitar tahun 2002 lalu.(walaupun sebenarnya tahun 2005 sempat melempar album juga tetapi tidak mendapat sambutan seperti sekarang).Tidak banyak yang mengenal mereka (Ari & Bibus) adalah pentolan dari Groovology setelah mereka lebih dulu mencuat lewat album solo meraka masing masing.


Setelah sedikit merubah formasinya dengan memangkas beberapa personilnya yaitu Ilyas pada bass, Karin sang backing vocal dan Nicky Manuputty sang saxophonist, band ini pun kemudian memangkas namanya menjadi hanya lima huruf : "Gruvi" seperti juga personilnya kini yang hanya tersisa 5 orang saja.


Musik yang ditawarkan masih belum bisa mengalahkan indahnya musik di album perdana Ari.Gruvi cenderung terlalu nge-pop dan terasa sangat biasa. Sungguh jauh dari kesan groovy.Satu satunya lagu yang paling terasa groovy dan sedikit terasa acid hanyalah lagu yang berjudul : ”Hanya Mimpi” Sayangnya lagu ini tidak ada di daftar lagu di album Gruvi! Sungguh Aneh!

Label sebesar Universal bisa kecolongan untuk masalah cover album!

Apa tidak ada quality control dan proses re-check yang proper di international giant label ini?

Jumlah lagu yang seharusnya ada adalah 12 track tetapi hanya 11 saja yang tertera di balik sampul CD ini. Padahal lagu nomor 10 adalah lagu yang menurut saya adalah satu satunya lagu terbaik dari album ini. 2 lagu remake dari Ari & Bibus yang terasa tidak penting alias bonus malah tertulis jelas disitu.Walaupun lagu nomor 10 itu adalah Remake dari album Groovology, tetapi saya paling jagokan lagu itu

Duh.. kapan yah Indonesia lebih serius bikin sesuatu…



Aku lagi nunggu album kedua Ari, Semoga bisa jauuuuuuh lebih indah dari yang pernah kalian bikin. Semoga lebih nge-jazz atau minimal bikin sesuatu yang acid.

Sumpah jenuh banget denget musik Indonesia yang gitu gitu aja! Come on Ari!

Aku yakin kalian tidak perlu pujian, Justru makian yang bakal bisa bikin kalian makin keren.