Wednesday, May 31, 2006

The Series (Minus Tora)

Minus Tora


Setelah “Ada Apa Dengan Cinta”, “Me Vs High Heels” , “Virgin” dan serial TV lainnya, kali ini giliran film “Arisan!” yang dibuatkan versi TV series-nya.


Masih seputar kehidupan borjuis middle thirty Jakarta dengan segala permasalahan yang menurut sebagian orang masih kurang pantas untuk dibicarakan dan film ini bisa dibilang mempunyai tema yang “breakthrough” tapi untungnya tidak terlalu menuai kontroversi yang berlebihan walaupun berani menampilkan adegan “berani” tentang pasangan sesama jenis.

Walaupun minus Tora Sudiro disini tapi tetap tidak mengurangi daya tarik serial ini.

Meskipun untuk pancingan agar pemirsa TV tertarik menyaksikan serial ini, wajah Tora tetap yang dijadikan trailer dan tayangan iklan TV-nya.

Untuk penggemar berat Tora pasti akan kecewa karena tidak akan bisa menyaksikan Tora Sudiro disini, jadi iklan memang selalu bisa memberi daya tarik tersendiri (menipu maksudnya sih... Hehehe).

Hanya sekitar 3 episode awal saja Tora muncul di serial ini, itupun selebihnya hanyalah kilas balik dan sisipan dari adegan di “Arisan!” versi the movie, selebihnya tokoh Sakti ini “dihilangkan” dan diceritakan mendapatkan beasiswa S2 di London.

Mungkin banjir order dan kesibukan di “Extravaganza” bukan tidak mungkin jadi kendala buat Tora untuk main di Serial ini.


Tapi itulah kehebatan cerita dari serial ini. Kehebatanya bisa membuat pemirsa TV terus tertarik dan masih tidak pernah absen menunggu kelanjutan episode-nya meskipun minus sang bintang utama yang jelas jelas paling punya “daya jual”.

Aku kira dulu serial ini dibuat hanya lantaran kepopuleran Tora saja dan hanya mementingkan segi komersial.

Tapi ternyata setelah terus menyaksikan episode episode selanjutnya ternyata semuanya itu salah besar.

Ternyata serial ini dibuat dengan konsep yang sangat baik dan cukup bisa membuktikan bahwa kekuatan cerita bisa mengungguli daya tarik pemainnya juga.

Alur cerita di serial ini sepertinya mesti dirubah dan tidak lagi ber-central pada cerita pasangan Nino dan Sakti lagi, tetapi dibiaskan ke semua tokoh tokohnya untuk mengembangkan ide ceritanya.

Penulis screenplay/skenarionya juga sangat lihai sekali membuat sesuatu yang benar benar baru dan berbeda dengan versi the Movie, dan siapa sangka kalo penulis screenplay ini adalah si pemilik peran “Mucikari” imut di serial ini, yaitu Melisa Karim yang juga dibantu oleh Alim Sudio.

Selain itu kemunculan tokoh tokoh baru pun cukup menghibur dengan segala keunikan karakter yang cukup natural tapi sangat bisa membawa emosi pemirsa.

Apalagi tokoh baru “si Ibu Yuyun” yang walaupun sangat sangat annoying dengan pembawaannya yang selalu merasa paling “penting”,dengan segala pikiran “kolot”-nya dan kata kata pedasnya menghujat semua orang tapi selalu menarik dan cukup menghibur walaupun tokoh ini belum bisa secara luwes dibawakan tapi tetap kurang menarik kalo “si Ibu Yuyun” ini tidak ada.

Walau diawal awal episode memang agak terganggu dengan insert insert nggak penting dari kilas balik tayangan versi the Movie yang terlalu sering dan terkesan cuman untuk memanjang manjangkan serial ini tapi untungnya sekarang semua itu sudah tidak ada lagi.

Sepertinya tidak ada lagi tokoh utama di serial ini karena semuanya mempunyai porsi yang sama baik di segi cerita maupun peran berkat penulisan skenario yang baik.


Kali ini Nia Dinata tidak lagi duduk sebagai penulis skenario dan the main director dalam penyutradaraan serial ini. Kali ini sepertinya Nia lebih mantaphanya duduk sebagai produser saja walaupun di episode terakhir season ini dia turun tangan sebagai director juga.

Kabarnya untuk season pertama serial ini Nia membuat sekita 39 episode dengan mengerahkan 2 orang sutradara handal lainnya selain dirinya sendiri sejak bulan Desember lalu.

Disepertiga season pertama ini (sekitar 10 episode), Nia mempercayakan Jajang C Noer untuk menjadi sutradaranya. Kemudian di sepertiga berikutnya barulah digantikan oleh Ody C. Harahap yang menggarap sekitar 15 episode dan Nia Dinata sendiri akhirnya turun tangan juga sebagai sutradara serial ini pada sepertiga terakhir season ini.

Untuk satu episode saja kabarnya serial ini menghabiskan dana sekitar 200 juta rupiah dan pemirsa TV juga dimanjakan matanya dengan tontonan TV yang mempunyai kualitas gambar yang sangat bagus sekali karna maklum saja serial ini dibuat dengan kamera 16mm yang biasa digunakan untuk membuat film layar lebar dengan format Wide Screen.

Jadi pantas saja biaya produksinya pun jadi begitu mahal.

Hmmmm mudah mudahan Indonesia juga bisa punya serial yang bakal berumur panjang tapi tidak membosankan.

Semoga saja bisa jadi seperti serial “Friends” yang bisa mencapai sepuluh season dan walaupun serial “Friends” sudah berakhir tapi bisa menghasilkan “anak” serial baru.

Semoga…

Wednesday, May 10, 2006

11.39.13 GMT



WORLD JUMP DAY

20 July 2006 11.39.13 GMT

Menyambung tulisan saya beberapa waktu lalu mengenai "Earth Day" dan pemanasan global yang terjadi di bumi ini serta pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan mahluk hidup dimuka bumi ini, tiba tiba baru baru ini sepertinya dunia sedang demam "World Jump Day".
Dimana mana orang banyak berkomemntar tentang ini setelah perayaan hari bumi kemarin. Terakhir aku saksikan juga beritanya di TV. Padahal kalo tidak salah teori ini sudah ada sejak 3 tahun lalu dari seorang scientist dari ISA/Muchen Jerman
menyatakan bahwa planet bumi bisa dirubah jalur orbitnya ke jalur orbit yang baru yang dengan mengerahkan kekuatan dari sekitar 600 juta manusia pada saat bersamaan untuk melakukan loncatan pada jam dan hari yang telah ditentukan yaitu pada tanggal 20 July 2006 pukul 11.39.13 GMT atau sekitar pukul 6.39.13 pagi waktu di sini dan kegiatan ini diberi nama World Jump Day.
Tetapi
konon kegiatan ini hanya bisa dilakukan di belahan bumi bagian barat saja.

Jadi kalian tau dong mesti ke belahan dunia mana dan kota mana yang kamu pilih kalo kalian memang masih peduli dengan bumi ini?

Ga ada yang konyol dari pernyataan scientist Jerman ini.
Mungkin saja kegiatan yang menurut sebagian orang adalah kegiatan bodoh tapi tidak ada salahnya untuk menjadi part of the member World Jump Day dari pada tidak melakukan kegiatan apapun untuk menjaga kelangsungan kehidupan dimuka bumi ini.

Andai saja aku punya kesempatan itu aku juga mau ikut
Kalo melihat jumlah manusia yang dibutuhkan memang terdengar agak aneh. Tapi mudah mudahan saja bisa terwujud n I think, this is the easiest way to save the earth dari pada harus melestarikan alam dan hutan yang butuh waktu puluhan tahun.

Let`s Save our Earth!

Let’s Trust The Power of The Human Community!

Dan Siapa tau setelah World Jump Day, saking jauhnya orbit bumi ke matahari di Negeri kita bisa turun salju tuh…

Ha.. Ha.. Ha..

I Wish…