Friday, December 15, 2006

Penjual Fiksi

The New Enemy Of The State




Lumayan lama juga aku ga bahas lagi tentang film diblog-ku ini, mungkin lagi seneng senengnya ‘bernostalgila’ bahas tentang classic Indo yang menurut aku ga ada matinya.
Aku lagi terkagum kagum aja dengan salah satu film box office Hollywood yang baru aja aku tonton kemaren.
Ga abis pikir kenapa film ini bisa nembus urutan ke-7 Box Office America minggu lalu padahal ini bukan film seperti OO7 yang setiap hari teaser dan iklannya (bersama produk digital camera dan Handphone) ada dimana mana, bahkan tidak semua bioskop top di bandung memutar film ini, jadi apa special-nya?
Hollywood benar benar mengerti apa itu kata “Fiksi” dan dia bisa membuat segalanya terasa nyata dan jadi masuk akal padahal kita sedang menonton sebuah fiksi.
Segala khayalan dibuat sedemikian natural sehingga bisa diterima akal dengan kedok tehnologi.


Tidak ada yang original dari film ini, semuanya adalah gabungan dari beberapa fiksi yang pernah ada dan diramu ulang menjadi tontonan yang diberi judul “Déjà vu”. Tema utamanya sangat mirip sekali dengan "Enemy of The State" nya Will Smith dan kalo kalian pernah nonton film “The Lake House” nya Keanu Reeves dan Sandra Bulloc kalian pasti nemuin juga perbedaan dimensi waktu yang menjadi tema utama film ini. Bedanya disini bisa jelas terlihat melalui TV besar dan jarak waktunya hanya berbeda 4.5 hari saja sedangkan di The Lake House dimensi waktunya sekitar 4 yahun kalo tidak salah. Selain tema film “Time Machine”nya Samantha Mumba dan Guy Pearce juga “Back To The Future”nya Micheal J. Fox yang bisa memindah kan seseorang dari masa sekarang ke masa sebelumnya juga dipakai disini.
Déjà Vu juga sepertinya agak malu malu untuk mengakui kalo dia juga terinspirasi oleh film keren “Final Destination” yang bisa merubah takdir kematian seseorang.
Karna di ujung film ini berakhir dengan Happy Ending kebalikan dari “Final Destination”.
Nah.. makanya jangan tanggung tanggung kalo sudah menyangkut Fiksi, sekalian ngaco aja!! Lha wong memang ngayal…
Mudah mudahan bisa ditiru oleh sineas Indonesia buat lebih kreatif lagi membuat cerita filem walaupum itu bukan cerita original.
FYI film ini dibuat untuk membantu semangat hidup para korban bencana badai di NO sana.

No comments: