Stigma pemicu paranoid?
Gak terasa dua hari lagi kita masuk dibulan terakhir tahun 2006 ini.
Seperti biasa setiap tanggal satu dibulan ini seluruh dunia memperingati hari ini sebagai World AIDS Day, sejak 1988 lalu.
Lalu ‘Hal’ apakah yang terlintas dibenak anda ketika anda menbaca atau mendengar tentang HIV/AIDS ini?
Apakah terlintas juga dibenak anda bahwa orang lain bisa ber-‘asumsi’ lebih buruk lagi tentang HIV/AIDS dari apa yang ‘baru saja’ anda asumsikan tadi?
Sempatkah kah terpikir oleh anda bahwa ‘asumsi’ yang salah dan kurangnya pengetahuan yang benar tentang HIV/AIDS, bisa memperburuk ‘stigma’ yang telah ada dimasyarakat dan menimbulkan paranoid yang berkepanjangan akibat ketidaktahuan/kurangnya pengetahuan/tidak adanya penyuluhan/tabu dan masih banyak lagi faktor faktor pemicu paranoid terhadap virus ang belum ada obatnya ini.
Mungkin itulah kendala terbesar dalam mensosialisasikan HIV/AIDS di masyarakat kita, bahkan penderitanya sendiripun sering kali tidak tertolong lagi dikarenakan tidak tau harus kemana dia berkonsultasi dan berobat dikarenakan takut akan apa yang akan dia hadapi jika masyarakat disekitarnya mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi HIV/AIDS.
Tapi tidak hanya kalangan awam saja yang patut dipersalahkan, kadang diagnosa seorang dokter pun bisa kurang tepat, seperti yang pernah saya dengar dari seorang “keynote” disebuah seminar mengenai HIV/AIDS beberapa waktu yang lalu, beliau bercerita tentang seseorang yang didiagnosa terinfeksi oleh penyakit menular seksual (PMS) yang cukup parah sampai sampai dia tidak bisa merasakan sesuatu lagi dengan lidahnya dan pada lidahnya pun telah banyak ditumbuhi oleh jamur. Rupanya sang dokter hanya memberikan pengobatan yang untuk penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) saja tanpa mencurigai kalo pasiennya tersebut telah juga telah terinfeksi oleh HIV dan akhirnya pasien tersebut terlambat ditangani karena ternyata dia sudah mengidap AIDS dan akhirnya tidak tertolong lagi.
Menyedihkan bukan? Seharusnya seharusnya seorang dokter bisa membantu proses penyembuhan seorang pasien tetapi karena ketidakakuratan penanganan IMS akhirnya bisa menjadi fatal.
Lalu apakah pernah terpikir oleh anda bahwa setiap orang bisa saja terinfeksi virus ini? Lalu seberapa potensialnya kita bisa terinfeksi virus ini?
Umumnya kita hanya beranggapan bahwa HIV menular dari hubungan seksual yang beresiko dan tidak aman (berganti ganti pasangan tanpa memakai kondom), anal sex, pengguna narkoba suntik yang bergantian dan tidak steril dll.
Tapi apakahkah kita pernah berpikir kalo tempat yang seharusnya aman dari virus ini malah bisa menjadi tempat berpindahnya Virus ini tanpa melalui proses hubungan intim ataupun jarum suntik?
Contohnya saja seorang penderita HIV berkunjung pada klinik gigi dan karena proses sterilisasi di klinik itu tidak baik maka virus pun bisa berpindah ke pasien yang lain melalui luka di mulut yang ada pada alat yang tidak steril.
Belum lagi transfusi darah di rumah sakit. Meskipun Setiap darah yang masuk ke PMI selalu melalui proses screening terlebih dahulu untuk memastikan bebas HIV, namun virus HIV tidak bisa hanya malui sekali proses screening saja.
Karna antibody dari virus ini baru bisa terdeteksi setelah minimal 6 bulan dari semenjak orang itu terinfeksi.
Jadi walaupun seseorang melakukan tes HIV dan ternyata hasil tes itu negative, belum tentu hasil itu benar benar negative sebelum dia melalui “window period”, yaitu masa dimana antibody HIV/AIDS bisa ditemukan dalam tubuh seseorang yang bisam memakan waktu minimum 6 bulan.
Jadi kegagalan proses screening darah di PMI sangatlah besar.
Karena hasil negative itu masih semu.
Buat kalian yang telah melakukan test sebaiknya mengulang test tersebut setelah minimal 6 bulan, dan selama 6 bulan berjalan itu usahakan untuk tetap stay safe.
Bukan maksud menggurui atau apapun, tulisan ini jauh sekali dari apa yang sebenarnya saa dapat dari semua teman teman yang telah banyak memberikan informasi dan seminar seminar ang bermanfaat.
Love you.. Stay safe
FYI :
Dalam 6 bulan dari sekitar 300 orang sukarelawan untuk test HIV, 10 orang positive terinfeksi HIV.
Silahkan anda kalkulasi jika dari 10 orang tersebut melakukan sex aktif tanpa pengaman, masing masing melakukan 30 hubungan sex dengan pasangan baru dalam satu bulan, lalu berapa jumlah penderita HIV pada 6 bulan berikutnya?
No comments:
Post a Comment