Monday, July 24, 2006

Bandung's Claw

Sepertinya penyesalan saya setelah melewatkan EMS Celebration tahun lalu masih harus berlanjut…
Saya pikir penyesalan saya akan terobati oleh 25th EMS Celebrations tahun ini. Tapi siapa duga kalo Pesta Perak EMS ini berlangsung di JaKarTa ?!! Betapa sia sia penantian saya ini… Hiks…
Aku sudah membayangkan kalo pesta perak EMS ke 25 pasti adalah pesta yang akan lebih ‘spekta’ dari pesta pesta ‘spekta’ EMS ditaun-taun sebelumnya dan aku pikir bakal digelar di Bandung lagi.
Huuuh… ternyata dugaanku salah.
Why Jakarta…?? Why…Oh…Why??... Hiks..
Bukankah EMS lahir di Bandung? Jadi Sudah selayaknya kalo di ulang taun perak EMS ini, Bandung yang seharusnya dapet kesempatan menggelar celebrations ini.
Tapi sudahlah… Mudah mudahan ada celebrations lainnya yang masih bisa menghibur.



Bandung memang gudangnya musisi dan penyanyi penyanyi top. Salah satu yang sangat besar konstribusinya untuk musik Indonesia adalah EMS (Elfa Music Studio), sebut saja Lita, Uthe , Harvey, Yunika, Melly, Netta, Hedi, Yovie, Trie Utami, Andien, Sherina, Ferina, Rita Effendy, Yana Julio dan masih banyak lagi artis top hasil bimbingan dari EMS ini.
EMS adalah salah satu produk anak negeri yang bisa dibilang termasuk “tertua” yang berdiri pertama kalinya di Jl. Aceh 101 Bandung sejak 20 Februari 1981.
EMS memang berbeda dengan sekolah musik kebanyakan. Faktor kratifitas dan kualitas-nya lah yang paling ketara dari sekolah musik ini.
Kebanyakan sekolah musik di Indonesia biasanya masih berlisensi dari luar negeri (biasanya adalah Jepang dan Amerika) untuk standarisasi dan sertifikasinya.
Meski tidak memakai nama asing untuk studio atau sekolah musiknya, tapi para pengujinya biasanya langsung didatangkan dari luar negeri hanya untuk sekedar memberikan tes kenaikan ke tingkat berikutnya.
Untuk EMS sendiri sudah mempunyai rancangan standard lokal sendiri untuk sertifikasinya. Jadi sudah bener bener original produk dalam negeri.
Di Bandung sendiri sudah terdapat 4 cabang EMS sampai saat ini dan berkembang menjadi 10 cabang yang tersebar dikota kota besar lainnya di Indonesia seperti Jogyakarta, Garut, Jakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Umumnya setiap musik studio atau sekolah musik selalu menggelar resital atau konser yang menjadi ajang unjuk kebolehan dari anak anak didiknya, tapi biasanya yang mereka sajikan terlalu baku dan monoton yang akhirnya menimbulkan kesan kurang menarik, berbeda sekali dengan kreatifitas yang EMS gelar disetiap tahunnya selalu tersasa lebih hidup dan sangat mencerminkan gaya dan kebebasan expresi anak muda dan jauh dari kesan membosankan.

Lalu apa yang special dari musik abang kelahiran Garut, 20 Febuari 1959 ini?

Mungkin “Ciri khas” adalah yang paling specialnya. Sangat original dan tidak meniru.
Untuk pengamat dan pecinta musik dari Bang Elfa pasti sangat bisa mengenali karakter musiknya.
Karena dia bisa memberikan ciri sendiri untuk setiap musik gubahannya sehingga setiap orang bisa langsung mengenali siapa arangernya begitu mendengar musik indahnya itu.
Tapi ada 2 lagu yang bikin aku salah terka.
Dulu aku mengira lagu "Mau Tak Mau" milik Harvey dan Lagu :" Kata Hatiku" milik Elfa's Girl dibuat aransemennya oleh Bang Elfa.
Ternyata itu salah besar... Meskipun pilihan drum programming-nya amat mirip dengan milik Bang Elfa, ternyata lagu tersebut di aransemen oleh Addie MS dan Erwin Gutawa.
Ternyata Bang Elfa juga bisa mempengaruhi 2 Maestro ini.
Lalu Masih inget lagu “Ada Kamu” yang populer lewat Irianti Erning Praja atau Album debut-nya Andien (hanya album debutnya saja) atau album Sherina dan album soundtrack Petualangan Sherina ? Album album tersebut sangat kental sekali dengan unsur musik khas dari Keyboard, synthe dan drum programming bang Elfa.
It`s so…ELFA.



Contoh lain yang paling kentara adalah musik dari group Indonesia 6 yang salah satu pemain perkusinya adalah mantan dari vokalist-nya ELFA’s Singer (Iwan Wiradz). Entah kenapa Iwan tidak menjadi penyanyi solo saja, mengingat karakter suara indahnya itu agak mirip dengan Harvey dan Ramona Purba. Simak saja lagu “Asa” dinyanyikan oleh Iwan di album Indonesia 6, kalian pasti setuju.
Kalo kamu punya album 10 Bintang Nusantara Produksi Team record sekitar taun ’88.
Disitu terdapat beberapa group musik hasil dari seleksi ajang pencarian bakat bakat baru dari group musik maupun duo di akhir taun 80 puluhan.
Inilah perbedanya ajang pencarian bakat pada era 80an dengan ajang yang ada sekarang ini.
Musik Indonesia sekarang sepertinya hanya terbagi menjadi dua bagian besar yang sangat kentara sekali.
Yang pertama adalah jenis musik dangdut dan yang kedua adalah musik berjenis Sweet Rock seperti musik musik dari Peterpan, Samson, Keris Patih, Ungu, Cokelat, Gigi, Dewa dan sejenisnya.
Hampir semua ajang pencarian bakat baru selalu menghasilkan musik musik dari kedua jenis musik yang seperti itu.



Lalu kemana para penerus generasi ber- jenis musik yang seperti di album 10 Bintang Nusantara ini?
Saya sendiri tidak tau persis apa julukan untuk jenis musik seperti ini. Walaupun masih di jalur POP tapi tersasa sangat berbeda dengan musik POP biasa.
Apakah band band di album ini juga adalah “pengembang” dari jenis musik yang Elfa bawakan?
Kalo kalian perharikan ‘hampir’ semua group band di 2 album ini mempunyai kemiripan dari permainan keyboard dan pemilihan drum programming & percussion-nya, seperti yang biasa dimainkan oleh Bang Elfa.
Tapi ternyata memang beralasan mengapa musik mereka begitu Elfa sekali, ternyata mereka kebanyakan adalah anak didik dari EMS juga dan sebagian besar adalah anak anak Bandung. Bahkan member dari ELFA’S Singer pun membuat Duo F&L yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ferina & Lita.
Selain itu sebut saja band yang mengisi kedua album ini seperti: Indonesia 6, Wachdach band, Kangaroo band , Katara, ITB Choir & Kahitna semuanya asli produk Bandung.




Walaupun ada Katara singer disitu, tapi kali ini Katara tidak didampingi Musisi dari Band yang melambungkan nama mereka yaitu “Karimata”. Masih ingat dong album semata wayangnya Katara yang digarap oleh Erwin Gutawa dan the rest of Karimata? Katara dialbum ini dikawal oleh Wachdach band. Kalo saja tidak melihat ke cover kasetnya dan mencari tau siapa musisinya kalian pasti menyangka itu adalah musik dari Elfa.
Begitu juga Kahitna, dialbum ini mereka masih dengan format utuh dengan 2 vokalis cewek (Netta Kusuma Dewi dan Rita Effendy) dan 2 vokalis cowok (Carlo dan Hedy, belum ada Ronny Waluya) menyumbangkan satu single perdana mereka: “ Adakah Dia”, sebelum mereka menjadi Group top seperti sekarang ini.
Memang sangat berbeda format musik single Kahitna ini dengan format musik dialbum album mereka. Kalo single perdana mereka ini, Kahitna masih sangat dipengaruhi unsur kental Indonesia 6 dan musik dari Elfa, Maklumlah karna Yovie adalah keyboardist dari Indonesia 6.
Tapi yovie akhirnya mencoba keluar dari bayang bayang bermusik ala Elfa. Musik Yovie akhirnya bisa mempunyai ciri sendiri seperti yang Kahitna dan The Nuno mainkan sekarang ini.
Mudah mudahan saja masih ada yang bisa bertahan dari jenis musik ini selain Yovie yang masih setia dengan musik melow ala Kahitna yang mungkin juga sudah agak monoton dan tidak terlalu groovy seperti Angga n the gank di Maliq n D`Essential atau Park Drive dan lainnya yang beraliran sama. Saking langkanya musik jenis ini, kehadiran mereka seperti membawa angin segar buat pendengar musik berjenis seperti ini.
Thanks for your music…

4 comments:

Anonymous said...

plok plok plok suit suit two thumbs up euy!!!!....ok pisaaan...asli gw gak kepikiran hal2 ginian..heheheheh

-ada deh-

anuneano said...

Thanks 4 the compliment...
Tapi please tinggalin nama yah...

Moch Jafair said...

punya mp3 nya gak..
dah lama nih nyari lagu2 10 bintang nusantara

anuneano said...

ada sih... tapi gak begitu bagus. kalo butuh email aja ya